Saat ini sering kita mendengar istilah integritas yang dihubungkan dengan kepemipinan dan pola pikir seseorang dalam menyikapi sebuah masalah. Kali ini izinkan saya untuk membahas permasalahan integritas berdasar sumber yang saya dapatkan.
Pertama-tama mari kita buka Kamus Besar Bahasa Indonesia, dalam kamus ini Integritas memiliki makna "mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibaan". Yang dimaksud kesatuan dalam makna tersebut dalam hal ini berarti ada konsistensi antara apa yang dikatakan dengan apa yang kita perbuat. Contoh seorang pemimpin yang memiliki jiwa patriotisme. Jika pemimpin ini ingin dikatakan memiliki integritas, maka ia harus melakukan hal-hal yang mencerminkan jiwa patriotismenya, contoh rela dan ikhlas berkorban untuk kepentingan orang lain meski itu akan merugikan dia dan mendapat cemooh dari orang lain.
Oleh karena itu seseorang yang punya kepemimpinan yang mampu menerapkan arti dan makna integritas berarti ia meyakini benar bahwa jika hanya orang yang kuat yang dapat bertahan dan keinginan menghambat kemajuan orang, menjadi kaum penjilat, bermuka dua, tidak akan menjadi orang yang mampu mengikuti perubahan. Dengan pola pemikiran ini, maka integritas menjadi kunci kepemimpinan "how to make right decision at the right time? (bagaimana menbuat keputusan yang benar pada waktu yang benar?) dalam bersikap dan berperilaku karena disanalah letak pondasi untuk membangun kepercayaan dan hubungan antara individu dalam sebuah organisasi.
Sebagai seorang pemimpin yang konsisten, kita harus menunjukkan keteladanan dalam mempengaruhi orang lain yang berarti memberikan daya dorong untuk memotivasi dirinya dalam membangun integritas yang secara tak langsung medorong orang lain untuk memahami secara mendalam prinsip dalam menumbuh kembangkan integritas. Prinsip pertama, menumbuh kembangkan kepercayaan dan keyakinan dalam merubah kesadaran indrawi ke tingkat yang lebih baik. Prinsip kedua, saling menghormati dan menghargai orang lain. Prinsip ketiga, memiliki kemampuan dalam kedewasaan rohaniah, sosial, emosional, dan intelektual.
Untuk bisa menjalan prinsip integritas tersebut, semua individu harus mampu memahami makna dan arti integritas yang diaplikasikan dalam kehidupannya. Yaitu dengan cara mendorong orang untuk menggerakkan kekuatan pikiran dengan memahami dari unsur huruf menjadi kata bermakna sebagai suatu pendekatan untuk memotivasi diri dalam membangun kepercayaan dan keyakinan sebagai titik tolak agar ia mampu berbuat sesuatu untuk kemajuan dirinya, untuk apa ia mengikat diri dalam suatu organisasi.
Integritas dapat dipahami dari makna huruf menjadi kata bermakna yaitu Ikrar, Niat, Tabiat, Emosional, Guna, Ihsan, Tawakkal, Amanah, Sabar. Jika dijadikan sebuah kalimat" Integritas adalah manusia secara sadar membuat Ikrar dengan membangun Niat sebagai keinginannya secara ikhlas untuk meningkatkan kedewasaan Emosional agar memberi Guna kedalam pikiran Rasional dengan berbuat Ihsan bakal memperoleh kebaikan duniawi yang berlandaskan dengan Taqwa, Amanah, dan Sabar untuk bersikap dan berperilaku.
Dengan pemahaman itu, diharapkan dapat menimbulkan daya dorong untuk bersikap dan berperilaku bahwa "dapatkan kepemimpinan anda dan pengikutnya mencapai keberhasilan untuk tetap memiliki "integritas" dalam usaha-usaha membangun budaya organisasi yang kuat sebagai wahana untuk melaksanakan tranformasi dalam perubahan sikap dan perilaku untuk mengikat diri kita bersama dan membangkitkan jiwa kepuasan dalam diri kita".
Integritas menjadi penuntun dan wasit agar kita konsisten sehingga keyakinan kita akan dicerminkan oleh perbuatan kita, yang akan menunjukkan bahwa tidak akan ada perbedaan antara apa yang kelihatan dan apa yang lingkungan ketahui tentang kita. Bukan hanya penuntun dan wasit antara dua keinginan yang sebut dengan "orang yang bahagia dan jiwa yang terbagi". Dengan pemahaman integritas seperti yang sudah diutarakan diatas, maka membebaskan kita untuk menjadi diri yang utuh tidak peduli dengan apa yang akan datang kepada kita. Sehingga tingkat kedewasaan kita akan menunjukkan "kalau apa yang saya katakan dan apa yang saya lakukan sama, hasilnya konsisten dalam bersikap dan berperilaku."
No comments:
Post a Comment